Perbandingan Dexsil L2000DXT (Uji Cepat) dan GC-ECD (Uji Laboratorium)
Pertanyaan 1. Hasil identifikasi/uji mana yang lebih sah (valid)?
Jawab : Merujuk kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan P.29/MENLHK/SETJEN/PLB.3/12/2020 (PERMENLHK No. P29/2020) tentang Pengelolaan Polychlorinated Biphenyls (PCBs), maka semua hasil identifikasi/uji PCBs dengan menggunakan metode-metode Identifikasi/Uji PCBs yang diatur oleh PERMENLHK tersebut adalah sah. Dalam hal ini, hasil identifikasi/uji PCBs dengan menggunakan Dexsil L2000DXT (Uji Cepat) dan dengan menggunakan GC-ECD metoda IEC 61619 (Uji Laboratorium) adalah sah secara hukum asalkan dilakukan dengan prosedur teknis yang benar dan tepat.
Pertanyaan 2. Hasil identifikasi/uji mana yang lebih akurat?
Jawab : Kedua hasil identifikasi/uji PCBs dengan menggunakan Dexsil L2000DXT (Uji Cepat) dan GC-ECD Metode IEC 61619 (Uji Laboratorium) adalah akurat, apabila dilakukan oleh petugas atau laboratorium yang berpengalaman dan terakreditasi. Meskipun Dexsil L2000DXT memiliki rentang akurasi pembacaan konsentrasi PCBs yang terbatas dari 2 – 2.000 PPM, metode ini sangat sesuai digunakan di Indonesia dan di berbagai negara yang mengadopsi nilai ambang batas PCBs 50 PPM, yaitu suatu nilai konsentrasi yang masih berada dalam rentang akurasi alat. Artinya, Dexsil L2000DXT sangat tepat, efektif dan efisien digunakan untuk identifikasi/uji untuk menentukan apakah suatu trafo atau oli trafo perlu dikelola sebagai peralatan dan bahan terkontaminasi PCBs. Apabila diperlukan, trafo atau oli trafo yang konsentrasinya lebih besar atau sama dengan 50 PPM (PCB > 50 PPM) dapat diuji kembali dengan GC-ECD untuk menentukan untuk menentukan nilai yang lebih akurat. Namun, jika hasil identifikasi/uji Dexsil lebih kecil dari 50 PPM (PCBs < 50 PPM) maka tidak perlu diuji lebih lanjut. Karena Dexsil L2000DXT akurat, cepat (hasil dapat diketahui dalam waktu 10 menit) dan sangat murah maka penggunaan Dexsil L2000DXT sangat baik digabungkan dengan GC-ECD. Secara umum, hanya 8 – 10% sampel yang perlu uji lanjut dengan GC-ECD. Dengan menggabungkan kedua metode uji ini maka hasil pengujian lebih valid, tanpa harus membayar biaya yang sangat tinggi (apabila semua uji langsung dilakukan 100% dengan GC-ECD).
Sebagai catatan tambahan, di negara-negara yang mengadopsi nilai ambang batas PCBs yang lebih rendah, yaitu sebesar 2 PPM atau lebih kecil (seperti Filipina, Jepang dan Korea Selatan), maka Dexsil tidak tepat atua tidak umum digunakan.
Pertanyaan 3. Metode mana yang lebih baik digunakan untuk identifikasi/uji PCBs?
Jawab : Metode Identifikasi/Uji PCBs yang terbaik sangat tergantung pada kebutuhan dan pemahaman serta anggaran biaya dari pihak yang berkepentingan untuk melakukan pengujian (pengguna). Terkait kebutuhan, perlu dijelaskan apakah pengujian PCBs dilakukan untuk merespon peraturan dan kebijakan pengelolaan PCBs di Indonesia atau untuk kebutuhan riset akademis. Apabila pengujian dilakukan untuk pemenuhan kewajiban hukum sebagaimana diatur oleh PERMENLHK No. P29/2020 tentang Pengelolaan PCBs dan mempertimbangkan aspek efektifitas dan efisiensi, maka metode terbaik untuk melakukan identifikasi/uji PCBs adalah dengan menggunakan Dexsil L2000DXT. Hal ini terutama sekali karena Uji Cepat (dengan Dexsil L2000DXT ) adalah metode identifikasi/uji yang sah dan diakui oleh hukum di Indonesia, serta waktu pengujian yang cepat dan biaya yang lebih murah. Secara keseluruhan, penggunaan Dexsil L2000DXT untuk identifikasi/uji PCBs sangat tepat secara teknis, valid/sah secara hukum, dan ekonomis dari segi biaya.
Pertanyaan 4. Benarkan Dexsil L2000DXT hanya mengukur total kandungan Klorida (Cl) dan bukan mengukur kandungan PCBs?
Jawab : Dexsil dan Dexsil L2000 (mode awal) merupakan merek dagang (trademark) dan peralatan yang telah digunakan secara luas sejak awal tahun 1908an di berbagai negara di Eropa dan Amerika untuk mengukur kandungan PCBs pada minyak dielektrik (oli trafo). Bahkan, hingga saat ini Dexsil masih digunakan dan/atau direkomendasikan untuk penggunaan untuk tujuan yang sama oleh Perserikatan Bangsa-bangsa dan negara yang memiliki kewajiban pengelolaan PCBs. Di Indonesia, Dexsil L2000DXT digunakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan PT. PLN Persero atas rekomendasi dari United Nations Industrial Development Organization (UNIDO). Bahkan, terdapat berbagai buku dan jurnal ilmiah yang membahas efektifitas Dexsil dalam pengujian PCBs. Sebagai sebuah alat yang portable, Dexsil didisain untuk mengenali berbagai formulasi utama PCBs yang telah diproduksi dan mendominasi peredaran diseluruh dunia, misalnya Aroclor 1242 dan Aroclor 1260. Oleh karena itu, Dexsil L2000DXT memiliki tiga setting pengukuran konsentrasi PCBs, yaitu Askarel 1242, Askarel 1260 dan Askarel A. Dengan adanya pilihan-pilihan pengukuran ini pada memori alat, maka Dexsil L2000DXT selalu akan dapat mengukur konsentrasi PCBs pada oli trafo dengan tepat dan akurat.